PETIR merupakan kejadian alam yang selalu melepaskan muatan listriknya ke
bumi tanpa dapat dikendalikan dan menyebabkan kerugian harta benda dan manusia.
Tak ada yang dapat mengubah situasi ini. Petir telah banyak membuat kerugian
pada manusia dan kerusakan pada peralatan sejak dulu. Semakin banyaknya
pemakaian alat elektronik dan peralatan tegangan rendah saat ini telah
meningkatkan jumlah statistik kerusakan yang ditimbulkan oleh pengaruh sambaran
petir baik langsung maupun tidak langsung.
Indonesia memiliki hari guruh yang tinggi dengan
jumlah sambaran petirnya yang banyak, sehingga kerusakan dan kerugian yang
ditimbulkannya pun lebih besar. Upaya proteksi manusia dan peralatan telah
dilakukan, namun dengan semakin luas, semakin banyak dan semakin canggihnya
peralatan listrik dan elektronik yang digunakan menyebabkan semakin rumitnya
sistem yang diperlukan.
Awan-mendung
( Cumulonimbus ) di Indonesia
Secara
meteorologis, petir itu berhubungan erat dengan cumulonimbus. Awan mendung
dapat terjadi secara individu atau dalam kelompok pada daerah konvergensi atau
front. Diatas wilayah Indonesia terdapat konvergensi dari sirkulasi Hadley
(meridional) atau angin pasat yang disebut pita (daerah) konvergensi
intertropis (INTERTROPICAL CONVERGENCE ZONE,ICZ). Pita konvergensi
bergerak ke utara dan ke selatan ekuator mengikuti posisi matahari. Pita
konvergensi intertropis ini melalui wilayah Indonesia. Jadi wilayah Indonesia
selain dilalui ekuator geografis, juga dilalui oleh ekuator klimatologis.
Karena itu badai guruh sering terjadi di atas wilayah Indonesia baik melalui
konveksi maupun melalui konvergensi ICZ.
Bentuk awan dan tinggi dasar awan diduga mempunyai pengaruh terhadap
parameter-parameter petir. Untuk wilayah-wilayah di Indonesia perlu diketahui
tinggi dasar awan serta bentuknya, yang mungkin tidak sama dengan wilayah lain
di luar negeri.
Rujukan Website :
http://www.bmkg.go.id/RBMKG_Wilayah_10/Geofisika/petir.bmkg